Ads 468x60px

Senin, 20 Desember 2010

0
LAPORAN PENDAHULUAN HNP

Hernia Nukleus Pulposus (HNP) sering disebut juga dengan ruptur diskus intervertebralis. Diskus intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah bantalan diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini digabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut nukleus pulposus. Nukleus pulsosus bersifat semigelatin, mengandung berkas-berkas serabut kolagen, sel-sel jaringan penyambung, dan sel-sel tulang rawan. Zat-zat ini berfungsi sebagai peredam benturan antara korpus vertebra yang berdekatan. Selain itu juga memainkan peranan penting dalam pertukaran cairan antara diskus dan pembuluh-pembuluh kapiler.
Pada HNP, nukleus dari diakus menonjol ke dalam anulus (cincin fibrosa sekitar diskus) dengan akibat kompresi saraf. Anulus fibrosus terdiri atas cincin-cincin fibrosa konsentris yang mengelilingi nukleus pulposus. Anulus ini berfungsi untuk memungkinkan gerakan antara korpus vertebra (disebabkan oleh struktur spiral dari serabut-serabut), untuk menopang nukleus pulposus, dan meredam benturan. Protrusi atau ruptur nukleus pulposus biasanya didahului dengan perubahan degeneratif yang terjadi pada proses penuaan. HNP ini merupakan penyebab sakit punggung bawah yang sering terjadi.

Etiologi
Etiologi pada HNP antara lain:
Ï  Trauma (ex: jatuh, kecelakaan, stress minor berulang)
Ï  Spinal stenosis.
Ï  Ketidakstabilan vertebra oleh karena kesalahan posisi.
Ï  Intervertebra disk degeneration dan dehidrasi dari kandungan tulang rawan anulus dan nukleus mengakibatkan berkurangnya elastisitas sehingga dengan desakan akan mengakibatkan herniasi dari nukleus hingga anulus.
Ï  Pembentukan osteofit.

Tanda dan Gejala
Gejala Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah adanya nyeri di daerah diskus yang mengalami herniasasi didikuti dengan gejala pada daerah yang diinorvasi oleh radika spinalis yang terkena oleh diskus yang mengalami herniasasi yang berupa pengobatan nyeri kedaerah tersebut, matu rasa, kelayuan, maupun tindakan-tindakan yang bersifat protektif. Hal lain yang perlu diketahui adalah nyeri pada hernia nukleus pulposus ini diperberat dengan batuk, membungkuk, bersin, mengejan, juga ketegangan atau spasme otot.

Pemeriksaan Penunjang
Ä  Foto rongten spinal: memperlihatkan adanya perubahan degeneratif pada tulang belakang/ruang intervertebralis atau mengesampingkan kecurigaan patologis lain seperti tumor dan osteomielitis.
Ä  Elektromiografi: dapat melokalisasi lesi pada tingkat akar saraf spinal utama yang terkena.
Ä  Venogram epidural: dapat dilakukan pada kasus dimana keakuratan dari miogram terbatas.
Ä  Pungsi lumbal: mengesampingkan kondisi yang berhubungan, infeksi, adanya darah.
Ä  Tanda LeSeque (tes dengan mengangkat kaki lurus ke atas): mendukung diagnosa awal dari HNP ketika muncul nyeri pada kaki posterior.
Ä  CT Scan: dapat menunjukkan kanal spinal yang mengecil, adanya protusi diskus intervertebralis.
Ä  MRI: pemeriksaan non invasif yang dapat menunjukkan adanya perubahan tulang dan jaringan lunak dan dapat memperkuat bukti adanya herniasi diskus, melokalisasi protusi diskus kecil sekalipun terutama untuk penyakit spinal lumbal. Bila gejala klinis dan patologis tidak terlihat pada MRI, bisa dipakai CT Scan dan mielogram.
Ä  Mielogram: mungkin normal atau memperlihatkan “penyempitan” dari ruang diskus, menentukan lokasi dan ukuran herniasi secara spesifik.

Penatalaksanaan
1.    Konservatif:
·            Penanganan konservatif yang paling sering adalah tirah baring dan obat-obatan.
·            traksi lumbal, mungkin menolong, tetapi biasanya residis
·            memakai korset tunggal atau spimal brace
2.    Pembedahan:
Eksisi bedah dilakukanbila ada bukti berlanjutnya defisit neurologik (kelemahan dan atrofi otot, kehilangan fungsi motorik dan sensorik, kehilangan kontrol sphingter), nyeri yang terus menerus, skiatika yang tidak berespon terhadap penatalaksanaan konservatif. Tujuan pembedahan adalah mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri dan mengubah defisit neurologik.. Macam teknik bedah sesuai dengan masing-masing tipe herniasi: 
Disektomi: mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari diskus intervertenralis.  
Laminektomi: mengangkat lamina untuk memajankan elemen neural pada kanalis spinalis, memungkinkan ahli bedah untuk menginspeksi kanalis spinalis, mengidentifikasi dan mengangkat patologi, dan menghilangkan kompresi medulla dan radiks.
Laminotomi: pembagian lamina vertebra. 
Disektomi dengan peleburan: graf tulang (dari krista iliaka atau tempat produksi  tulang) yang digunakan untuk menyatukan dengan prosesus spinosus vertebra, tujuan peleburan spinal adalah untuk menjembatani diskus defektif untuk menstabilkan tulang belakang dan mengurangi angka kekambuhan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
. | © 2010 by DheTemplate.com | Supported by Promotions And Coupons Shopping & WordPress Theme 2 Blog