Ads 468x60px

Sabtu, 11 Desember 2010

0
PENGERTIAN DAN PENCEGAHAN TETANUS

A.    Pengertian
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin kuman clostridium tetani, bermanifestasi dengan kejang otot secara paroksisimal dan diikuti oleh kekakuan otot seluruh badan, khususnya otot-otot massester dan otot rangka.

B.    Penyebab
Spora bacterium clostridium tetani (C. Tetani).  Kuman ini mengeluarkan toxin yang bersifat neurotoksik (tetanospasmin) yang menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat.  Termasuk bakteri gram positif.  Bentuk: batang.  Terdapat: di tanah, kotoran manusia dan binatang (khususnya kuda) sebagai spora, debu, instrument lain.  Spora bersifat dorman dapat bertahan bertahun-tahun (> 40 tahun)

C.    Tanda dan gejala
Secara umum tanda dan gejala yang akan muncul:
  1. Spasme dan kaku otot rahang (massester) menyebabkan kesukaran membuka mulut (trismus)
  2. Pembengkakan, rasa sakit dan kaku dari berbagai otot:
    1. Otot leher
    2. Otot dada
    3. Merambat ke otot perut
    4. Otot lengan dan paha
    5. Otot punggung, seringnya epistotonus
  3. Tetanik seizures (nyeri, kontraksi otot yang kuat)
  4. Iritabilitas
  5. Demam
Gejala penyerta lainnya:
  1. Keringat berlebihan
  2. Sakit menelan
  3. Spasme tangan dan kaki
  4. Produksi air liur
  5. BAB dan BAK tidak terkontrol
  6. Terganggunya pernapasan karena otot laring terserang
Berdasarkan tipe tetanus
  1. Tetanus local
o   Kekakuan sekelompok otot yang dekat dengan invasi kuman
o   Nyeri terus menerus, unyreling → awal kelainan general
o   anti toksin yang beredar tidak cukup menetralkan toksin yang menumpuk di sekitar tempat masuk
o   Dapat berlangsung beberapa minggu atau bulan → hilang tanpa bekas
o   Tetanus ringan, kematian 1%
       2. Tetanus sefalik
o   Port d’entre di kepala, leher, mata, telinga atau (jarang) pasca tonsilektomi
o   Inkubasi 1-21 hari
o   Kelumpuhan saraf II (optikus), IV (troklearis), VII (fasialis), IX (glosofaringeus), X (S. vagus), XI (hipoglosus), sendiri atau kombinasi
o   Prognosis jelek
        3. Tetanus generalisata
o   Port d’entri: luka tusuk dalam, furunkulosis, cabut gigi, embedded splinter, ulkus dekubiti, tusukan jarum tidak steril, fraktura komplikata yang menjadi supuratif
o   mengenai seluruh otot skelet
o   Tanda: irritable, trismus (kekakuan otot wajah) → muka meringis, sulit menelan, kaku kuduk, otot punggung →epistotonus (punggung melengkung) dengan lengan fleksi dan abduksi, kaku otot abdomen, disfagia, fotofobia
o   Kejang generalisata mudah timbul dengan pacu ringan seperti :sentuhan angina, suara, cahaya terang, hentakan tempat tidur, rabaan
o   uji laboratorium tidak mempunyai peran diagnostic
A.     Faktor Resiko Tetanus
Tetanus beresiko terjadi pada bayi baru lahir, anak-anak, dewasa muda dan orang tua yang tidak mendapatkan immunisasi atau dapat imunisasi yang didapat tidak adekuat,  pengguna obat-obat dengan infeksi.
B.    Diagnosis
    1. Riwayat dan temuan secara fisik
Kenaikan tonus otot skelet: trismus, kontraksi otot-otot kepala/wajah dan mulut, perut papan
    2. Pemeriksaan laboratorium
Kultur luka (mungkin negative)
Test tetanus anti bodi
    3. Tes lain untuk menyingkirkan penyakit lain seperti meningitis, rabies, epilepsy dll

C.    Pemeriksaan penunjang
-        EKG: interval CT memanjang karena segment ST.  Bentuk takikardi ventrikuler (Torsaderde pointters)
-        Pada tetanus kadar serum 5-6 mg/al atau 1,2-1,5 mmol/L atau lebih rendah kadar fosfat dalam serum meningkat.
-        Sinar X tulang tampak peningkatan denitas foto Rontgen pada jaringan subkutan atau basas ganglia otak menunjukkan klasifikasi.

D.    Penatalaksanaan
1.     Netralisasi toksin dengan tetanus antitoksin (TAT)
a.     hiperimun globulin (paling baik)
Dosis: 3.000-6.000 unit IM
Waktu paruh: 24 hari, jadi dosis ulang tidak diperlukan
Tidak berefek pada toksin yang terikat di jaringan saraf; tidak dapat menembus barier darah-otak
b.     Antitoksin kuda
Serum anti tetanus (ATS) menetralisir toksin yang masih beredar.
Dosis: 100.000 unit, dibagi dalam 50.000 unit IM dan 50.000 unit IV, pelan setelah dilakukan skin test
2.     Perawatan luka
a.     Bersihkan, kalau perlu didebridemen, buang benda asing, biarkan terbuka (jaringan nekrosis atau pus membuat kondisis baik C. Tetani untuk berkembang biak)
b.     Penicillin G 100.000 U/kg BB/6 jam (atau 2.000.000 U/kg BB/24 jam IV) selama 10 hari
c.      Alternatif
Tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hari (max 2 gr) terbagi dalam 3 atau 4 dosis
Metronidazol yang merupakan agent anti mikribial.
Kuman penyebab tetanus terus memproduksi eksotoksin yang hanya dapat dihentikan dengan membasmi kuman tersebut.
3.     Berantas kejang
a.     Hindari rangsang, kamar terang/silau, suasana tenang
b.     Preparat anti kejang
c.      Barbiturat dan Phenotiazim
-        Sekobarbital/Pentobarbital 6-10 mg/kg BB IM jika perlu tiap 2 jam untuk optimum level, yaitu pasien tenag setengah tidur tetapi berespon segera bila dirangsang
-        Chlorpromazim efektif terhadap kejang pada tetanus
-        Diazepam 0,1-0,2 mg/kg BB/3-6 jam IV kalau perlu 10-15 mg/kg BB/24 jam: mungkin 2-6 minggu
4.     Terapi suportif
a.     Hindari rangsang suara, cahaya, manipulasi yang merangsang
b.     Perawatan umum, oksigen
c.      Bebas jalan napas dari lendir, bila perlu trakeostomi
d.     Diet TKTP yang tidak merangsang, bila perlu nutrisi parenteral, hindari dehidrasi.  Selama pasase usus baik, nutrisi interal merupakan pilihan selain berfungsi untuk mencegah atropi saluran cerna.
e.     Kebersihan mulut, kulit, hindari obstipasi, retensi urin

E.     Komplikasi
1.     Hipertensi
2.     Kelelahan
3.     Asfiksia
4.     Aspirasi pneumonia
5.     Fraktur dan robekan otot
Mortalitas 44-55%.  Faktor yang berpengaruh jelek adalah: luasnya otot yang terlibat, panas tinggi, masa inkubasi yang pendek.  Kematian biasanya terjadi pada minggu pertama sakit

F.     Pencegahan
1.     Imunisasi tetanus
Dipertimbangkan proteksi terhadap tetanus selama 10 tahun setelah suntukan
a.     DPT vaksin pada bayi dan anak-anak
b.     Td vaksin digunakan pada booster untuk remaja dan dewasa.
Ada juga yang menganjurkan dilakukan imunisasi setiap interval 5 tahun
Membersihkan semua jenis luka setelah injuri terjadi

0 komentar:

Posting Komentar

 
. | © 2010 by DheTemplate.com | Supported by Promotions And Coupons Shopping & WordPress Theme 2 Blog