Ads 468x60px

Jumat, 10 Desember 2010

0
OPERASI TUMOR HATI TANPA SAYATAN

Perubahan pola makan memberi dampak gangguan kesehatan baru, yaitu radang hati akibat perlemakan hati non alkoholik. Penyakit hati ini sulit diobati dan sering menahun hingga menyebabkan sirosis hati bahkan kanker hati. Alhasil, penyakit ini lebih sering berujung pada kematian.
Kini ada teknologi baru, namanya radio frequency ablation (RFA). Dengan teknologi ini penderita tumor hati dapat segera diselamatkan tanpa harus menunggu lama.
Menurut Dr. Irsan Hasan, Sp. PD dari Divisi Hepatologi Departemen Penyakit Dalam FKUI/RSCM, perlemakan hati non alkoholik (non alcoholic steatohepatitis atau NASH), sebelumnya dianggap tidak membahayakan dan bukan menjadi masalah.  Namun belakangan perlemakan hati disadari berperan terhadap kejadian sirosis hati (pengerutan dan pengerasan hati). “Kasus perlemakan hati non alkoholik di Indonesia cenderung meningkat seiring dengan perubahan pola makan dan pola hidup seseorang,” ujar Irsan.

Apa itu NASH

NASH atau istilahnya disebut perlemakan hati non alkoholik adalah perlemakan hati yang disertai radang dan kematian sel hati. Penyebab NASH adalah abnormalitas metabolik akibat kegemukan, dislipidemia maupun penyakit diabetes (kencing manis) yang diderita pasien. Obat-obatan tertentu serta racun bisa pula menjadi pemicu terjadinya NASH.
Pola hidup tidak sehat juga menjadi penyebab NASH. Selain mengonsumsi alkohol, sindroma metabolik, obat, hipernutrisi, jejuno-ileal by pass dan Abetalipoproteinemia dapat pula menyebabkan perlemakan hati. Lemak berupa trigliserida, kolesterol, dan lainnya diolah di sel hati. Sintesa asam lemak berlebihan akan menimbulkan racun. Hal ini memicu timbulnya reaksi radang maupun dapat menyebabkan kematian sel hati.
NASH umumnya tidak bergejala, meski ada tumor di hati berdiameter 3 cm. Namun, kadang-kadang pasien sering mengeluh nyeri di bagian pinggang, sehingga ia sering mengira sakit pinggang biasa.
Meski tak bergejala, NASH dapat berkembang menjadi fibrosis (terbentuknya jaringan parut) hati yang berlanjut pada pengerasan hati bahkan kanker hati yang berlangsung lambat. Biasanya penderita akan mengeluhkan dengan gejala letih, lesu, dan penurunan berat badan bila penyakit telah lanjut.
NASH kini menjadi salah satu fokus penelitian para ahli penyakit hati dalam lima tahun terakhir, termasuk di Indonesia, mengingat prevalensi NASH di Indonesia khususnya Jakarta sebesar 30 persen, lebih besar dibanding prevalensi Amerika sebesar 10-20 persen, Jepang 14 persen dan populasi gemuk sebesar 56-78 persen. “NASH merupakan penyakit masa depan negara kita,” ujar Irsan.

Pengobatan NASH

Kini, penderita NASH tak perlu resah, Indonesia sudah menerapkan teknologi baru radio frequency ablation (RFA) untuk mengatasi perlemakan hati yang dapat menyebabkan sirosis hati, tumor hati bahkan kanker hati, sejak Maret 2005 lalu.
Teknik, RFA yang telah digunakan di Jepang, Eropa dan Amerika ini, membunuh kanker dengan pemanasan dan penghancuran sel kanker yang berasal dari gelombang elektromagnetik. Cara kerjanya, jarum tipis dimasukkan melalui kulit dan masuk ke tempat sasaran yaitu lemak-lemak yang memiliki potensi menjadi tumor atau kanker hati di bawah kendali komputer (computed tomography) atau ultrasound. Energi listrik dengan gelombang elektromagnetik dibawa melalui jarum ini (elektrode) untuk memanaskan dan menghancurkan tumor tersebut.
Selama pengobatan RFA berlangsung, pasien di bawah pembiusan lokal. Terapi dilakukan sekitar 15 menit untuk satu tumor. Bagaimanapun banyaknya tumor, khususnya  jaringan berdiameter 3-5 cm, cukup digempur dengan sekali terapi. Laporan baru-baru ini menunjukkan bahwa RFA memberikan hasil kematian sel-sel yang menyeluruh sebagian besar hepatoma berukuran 3-5 cm. “Pasien yang meninggalkan sisa tumor dapat diobati kembali jika diperlukan,” ujar Irsan.
Penggunaan RFA sejak lima tahun lalu ditemukan, telah dijadikan terapi di berbagai negara karena memiliki banyak kelebihan. Selain pengobatan minimal invasif atau tidak menyayat kulit, aman dan efektif karena komplikasi dan kerusakan jaringan sehat sangat rendah serta memberikan harapan hidup penderita lebih panjang.
Selain itu, agar perlemakan hati yang berujung pada tumor bahkan kanker hati tidak terjadi, pasien harus melakukan penurunan berat badan, pengontrolan penyakit khususnya pada penderita diabetes dan mengatur pola makan dengan baik, yang mengacu pada pola diet seimbang. Semoga, tumor hati tidak terulang kembali.

BOX
Keuntungan menggunakan terapi RFA
-         Pengobatan efektif untuk kanker atau tumor berdiameter 3-5 cm.
-         Prosedur minimal invasif tanpa goresan di kulit.
-         Tidak merusak jaringan sehat di luar tumor.
-         Risiko minimal pada pasien.
-         Dapat diulang jika muncul tumor kembali.
-         Sedikit atau tanpa nyeri setelah treatment dilakukan.
-         Teknik mudah dilakukan.
-         Tidak membutuhkan waktu lama berada di rumah sakit.

BOX

RFA Dapat digunakan untuk kanker lain

Selain digunakan untuk kanker hati, RFA juga dapat menghancurkan kanker di ginjal atau paru-paru. RFA telah menujukkan hasil yang sangat bagus dalam pengobatan kanker hati pertama seperti hepatoma atau hepatocellular carcinoma, sejak jenis tumor ini cenderung tumbuh lambat.RFA akan memberikan hasil yang lebih baik jika tumor kecil dan jumlahnya sedikit. Terapi RFA ideal untuk kondisi:
q       Tumor tidak lebih dari 4 cm. Jika ukuran lebih besar membutuhkan terapi tambahan.
q       Tidak lebih dari tiga tumor. Jika tetap dilakukan, hasilnya tidak memuaskan.
q       Tidak ada petunjuk penyakit bermetatasis ke tempat lain.

RFA dapat juga membantu pasien yang sedang menjalani operasi. Sebagai contoh, RFA dapat dikombinasikan dengan operasi lain untuk mengobati pasien yang memiliki beberapa tumor yang letaknya berbeda. RFA juga dapat digunakan untuk mengobati tumor berulang, sebagai contoh, pasien yang telah menjalani operasi namun timbul lagi tumor yang bermetatasis.


BOX
Tempat dan Biaya
Klinik Teratai, RSUPNCM
Telp: (021)31905519
Biaya: Rp 10-12 juta

Glossary

Abetalipoproteinemia

Tidak terdapat kolesterol LDL dan tidak dapat membuat kilomikron, sehingga menyebabkan lemak dan vitamin yang larut dalam lemak tidak diserap usus, pergerakan usus tak normal, tinja berlemak (steatorrhea), bentuk sel darah merah yang ganjil, dan kebutaan akibat radang pigmentasi retina. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, tetapi mengkonsumsi sejumlah besar vitamin E dan vitamin A bisa memperlambat atau menunda terjadinya kerusakan sistem saraf.

 

Jejuno-ileal by pass

Operasi bypass nutrisi dari usus halus (jejunum) ke bagian bawah usus halus (ileum). Biasanya untuk pengobatan obesitas yang sudah membahayakan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
. | © 2010 by DheTemplate.com | Supported by Promotions And Coupons Shopping & WordPress Theme 2 Blog